Selasa, 28 Juli 2009

Kisah Ibrahim as.

Kisah Ibrahim a.s. merupakan awal dari sejarah, sedangkan kisah-kisah sebelumnya merupakan kisah prasejarah.

Masa kehidupan Ibrahim as. sangat dipengaruhi kisah-kisah mistik, legenda, tradisional relegius, tradisi adat-kebiasaan dlsb.

Sudah menjadi kepercayaan dan keyakinan masyarakat waktu itu, bahwa mimpi diyakini sebagai perintah dan/atau larangan Allah setidak-tidaknya merupakan petunjuk Illahi. ( Bandingkan dengan Issu santet di Indonesia, semuanya diperoleh berdasarkan mimpi saja. )

Karena itu ketika Ibrahim as. bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya, maka mimpi itu diyakini merupakan perintah Allah.

Demikian juga cara menyambut tamu, apapun permintaan tamu untuk menjamunya harus dilayani dan bahkan jika istrinya pemilik rumah dihendaki harus juga dilayani, karena itu setiap wanita diharuskan menutupi seluruh tubuhnya agar tidak menarik perhatian tamunya dan tidak diperbolehkan ikut mendampingi suaminya, ketika menjamu tamunya.

Maka ketika Ibrahim as. kedatangan tamu yang menanyakan Sarah (Istrinya), seketika itu Ibrahim as. menunjukkan wajah yang tidak suka pada tamunya, karena ia mengira bahwa tamunya menghendaki dilayani Sarah tetapi setelah diketahui bahwa tamunya itu Malaikat utusan Allah yang akan menghancurkan Negeri Sodom, seketika itu wajah Ibrahim as. berubah takut kemudian menjadi ramah setelah diberitahukan maksud kedatangannya, disamping akan menghancurkan Negeri Sodom (Negerinya kaum Luth as.), juga memberitahukan jika Sarah akan mengandung dan anak keturunan Ibrahim as. tidak akan terhitung banyak nya.

Adat kebiasaan waktu itu wanita harus menutupi seluruh anggota badannya dan tidak diperbolehkan mendampingi suaminya, untuk menyambut tamu laki-laki (guna menghindarkan agar tamunya tidak minta dilayani oleh istri maupun anak perempuannya ), karena itu waktu Malaikat utusan Allah memberitahukan akan kehamilannya, ia (Sarah) mendengarkan dibalik tirai pembatasnya,

Ibrahim as. berasal dari kota Ur. Kasdim/Babilon/Irak Putra dari Terah/Azar yang masih keturunan dari Sam bin Nuh as.
Ibrahim as. mempunyai dua saudara yaitu Na hor bin Terah dan Haran bin Terah. Haran Bin Terah mempunyai anak Luth bin Haran kelak juga diangkat sebagai Nabi yang diutus Allah.

Waktu menunggu kelahiran Ibrahim as. ia dibawa mengungsi oleh kedua orang tuanya keluar dari Ur. Kasdim, hidup dan dibesarkan di suatu Gua oleh kedua orang tuanya, untuk menghindari kekejaman Raja Namrud, (Raja Bangsa Sumeria) yang memerintahkan membunuh setiap bayi laki-laki yang dilahirkan, karena dihinggapi perasaan takut, akan tergulingkan kekuasaannya.

Setelah beranjak dewasa, Ibrahim as. menampakkan diri kekhalayak ramai dan waktu itu memang umur Ibrahim as. sudah tidak terma suk katagori harus dilenyapkan oleh Raja Namrud, meskipun pembunuhan bayi masih tetap berlangsung tetapi sudah tidak seketat waktu Ibrahim as. dilahirkan.

Ayah Ibrahim as. Terah/Azar pembuat berhala yang handal dan terkenal bahkan melayani pesanan Raja Namrud untuk membuatkan berhala-berhala yang disembah mereka sebagai kepercayaan atau keyakinan dari warisan nenek moyangnya, bahwa tuhannya mewujudkan dirinya kedalam berhala-berhala itu.

Ibrahim as. tidak mengikuti kepercayaan ayahnya atau Bangsa Sumeria yang menyembah berhala buatannya sendiri sebagaimana yang dilakukan juga oleh Raja Namrud dan bawahannya.

Bahkan Raja Namrud menyatakan, dirinyalah Tuhan yang patut dan harus disembah, karena dialah pemberi rejeki, keselamatan, kesejahteraan, perlindungan dan dapat menentukan kematian atau memberi kehidupan kepada rakyatnya.

Patung atau arca menjadi sarana dan pusat ibadah, karena mereka meyakini demikianlah bentuk atau wujud Penguasa Jagad Raya ini, kemudian patung atau arca tersebut dipakai sebagai sarana untuk mendekatkan dirinya dengan Sang pencipta.

Lewat patung atau arca itulah, mereka berimajinasi dan beranggapan segala permohonan untuk mengatasi atau untuk meringankan penderitaan hidupnya atau persoalan hidupnya dapat didengar oleh sang Pencipta dengan harapan untuk dapat diringankan atau dibebaskan dari penderitaannya dan memperoleh kebahagiaan, baik didunia maupun diakhirat.

Mencari kebahagiaan hidup di-dunia dan di-akhirat dengan cara demikian, menurut Allah adalah salah dan sesat.

Karena itu, Allah mengingatkan kesesatan dan kegelapan orang-orang Sumeria, dengan mengutus seorang Nabi dan menunjuk Ibrahim bin Terah/Azar sebagai utusannya dan sebagai Ulul Azmi kedua setelah Nuh a.s.

Ahli sejarah memperkirakan Ibrahim a.s. hidup antara tahun 2000 s/d. 1700 S.M.

Allah berfirman :
Sesungguhnya Ibrahim, adalah seorang Imam yang patuh kepada Allah, cinta kepada yang hak, dan betul-betul tidak tergolong orang musyrik, serta selalu mensyukuri semua nikmatNya Tuhan. Lagi pula Tuhan telah menjatuhkan pilihan kepadanya untuk menjadi rasul, serta menunjukinya kejalan yang lurus. Q. S. 16 – 120/121

Allah berfirman :
Kami telah mengaruniakan nama baik kepadanya di-dunia, sedangkan di-akhirat ia dalam jajaran orang-orang soleh. (Q. S. 16 – 122).

Ibrahim a.s. menyampaikan nasehat kepada kaumnya :
Sebenarnya Tuhan yang wajib kalian sembah, ialah Tuhan langit dan bumi, Dia yang telah menciptakan semuanya. Dan aku adalah salah seorang yang dapat menunjukkan bukti terhadap hal yang demikian. ( Q. S. 21 – 56)